Lombok
adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau ini terletak
di sebelah timur Pulau Bali yang dipisahkan oleh Selat Lombok dan di
sebelah barat Pulau Sumbawa yang dipisahkan oleh Selat Atas. Luas
wilayah pulau Lombok adalah sekitar 5435 km2 merupakan pulau
terbesar ke 108 di dunia. Pulau ini juga terdiri dari 5 kota dan
kabupaten yakni Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok
Tengah, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara. Pulau Lombok
didiami kurang lebih sekitar 3 juta jiwa yang 80% nya merupakan
penduduk asli pulau lombok yaitu Suku Sasak.
Suku
Sasak dikenal sebagai etnis terbesar yang mendiami Pulau Lombok. Suku
ini adalah etnis asli yang telah mendiami Pulau Lombok selama
berabad-abad. Ada pendapat yang mengatakan bahwa masyarakat Suku Sasak
berasal dari campuran penduduk asli Lombok dengan pendatang dari Jawa
tengah yang dikenal dengan julukan Mataram. Konon, pada masa
pemerintahan Raja Rakai Pikatan, banyak pendatang dari Jawa Tengah ke
Pulau Lombok kemudian banyak juga diantaranya yang melakukan pernikahan
dengan warga setempat sehingga menjadi masyarakat suku sasak. Akan
tetapi, menurut sejarah pada abad ke-16 Pulau Lombok berada dalam
kekuasaan Kerajaan Majapahit. Hal ini terbukti dengan diutusnya Maha
Patih Gajah Mada untuk datang ke Pulau Lombok.
lombok berasal dari kata lomboq (bahasa kawi) yang berarti lurus atau jujur sedangkan mirah berarti permata dan adi artinya baik atau yang baik. Maka lombok mirah sasak adi berarti kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama.
Masyarakat
Suku Sasak merupakan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi dan
mempertahankan kebudayaan sampai saat ini. Kini, Suku Sasak bukan hanya
sebuah kelompok masyarakat tapi juga merupakan salah satu etnis yang
melambangkan kekayaan tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
ADAT dan TRADISI SUKU SASAK
Tradisi Kawin Culik Suku Sasak
Upacara pernikahan merupakan satu siklus hidup yang kaya akan makna dan
biasa dirayakan oleh hampir seluruh umat manusia, tak terkecuali juga di
wilayah-wilayah Nusantara. Pun begitu dengan proses-proses menjelang
berlangsungnya upacara akad nikah itu sendiri. Adakalanya, untuk
beberapa kebudayaan, terutama di wilayah Nusantara, proses menuju
terlaksananya sebuah perkawinan tidaklah sedatar yang dibayangkan,
melainkan harus melewati beberapa tahapan yang begitu rumit namun sarat
akan makna filosofis berdasarkan kearifan lokal dari daerah
masing-masing.
Salah satu adat menjelang berlangsungnya prosesi pernikahan yang sangat
unik dan sarat akan makna adalah adat yang terdapat dalam budaya suku
Sasak. Dalam budaya suku sasak, pernikahan dilaksanakan dengan cara
menculik si calon istri oleh calon suami yang disebut dengan istilah
kawin culik. Tapi tentu, penculikan calon istri oleh calon suami ini
dilakukan berdasarkan aturan main yang yang telah disepakati bersama
melalui lembaga adat. Mungkin inilah satu-satunya penculikan di dunia
yang dilegalkan dan harus patuh pada aturan main.
Kawin culik ini akan berlangsung setelah si gadis memilih satu di antara
kekasih-kekasihnya. Mereka akan membuat suatu kesepakatan kapan
penculikan bisa dilakukan. Perjanjian atau kesepakatan antara seorang
gadis sebagai calon istri oleh penculiknya ini harus benar-benar
dirahasiakan, untuk menjaga kemungkinan gagal ditengah jalannya aksi
penculikan tersebab oleh hal-hal seperti dijegal oleh laki-laki lain
yang juga memiliki hasrat untuk menyunting sang gadis. Hal ini dilakukan
misalnya dengan jalan merampas anak gadis ketika ia bersama san calon
suaminya dalam perjalanan menuju rumah calon suaminya. Ini pula
sebabnya, penculikan pada siang hari dilarang keras oleh adat karena
dikhawatirkan penculikan pada siang hari akan mudah diketahui oleh orang
banyak termasuk juga rival-rival dari sang penculik yang juga
menghasratkan sang gadis untuk menjadi istrinya. Disamping merupakan
rahasia untuk para kekasih sang dara, penculikan ini pun harus
dirahasiakan dan jangan sampai bocor ke telinga orang tua sang gadis.
Kalau saja kemudian setelah mengetahui orang tuanya tidak setujui
anaknya untuk menikah, di sini orang tua baru boleh bertindak untuk
menjodohkan anak gadisnya dengan pilihan mereka. Keadaan ini yang
disebut Pedait.
Meskipun pada kenyatannya orang tua boleh untuk tidak bersetuju dengan
calon menantunya (yang dalam hal ini lelaki yang menculik anak
gadisnya) tapi, untuk basa-basi sekaligus menghormati perasaan orang tua
sang lelaki, perasaan tersebut sama sekali tak boleh ditunjukan pada
saat acara midang. Maka dari itu, demi menghindari penculikan oleh
lelaki yang bukan merupakan calon menantu yang dikehendaki, begitu
mendengar selentingan kabar akan adanya penculikan, maka biasanya sang
gadis dilarikan ke tempat famili calon suami yang jauh dari desa atau
dasan si gadis atau dasan si calon suaminya.
Dan karena penculikan anak gadis oleh lelaki yang akan menyuntingnya
adalah satu-satunya perbuatan penculikan yang diperbolehkan adat, maka
tentu perbuatan ini pun mempunyai aturan permainan yang telah di atur
oleh adat. Keributan yang terjadi karena penculikan sang gadis di luar
ketentuan adat, kepada penculiknya dikenakan sangsi sebagai berikut :
Denda Pati
Denda Pati adalah denda adat yang harus ditanggung oleh sang penculik
atau keluarga sang penculik apabila penculikan tersebut berhasil tapi
menimbulkan keributan dalam prosesnya.
Ngurayang
Ngurayang adalah denda adat yang dikenakan pada penculik gadis yang
menimbulkan keributan karena penculikn tidak dengan persetujuan sang
gadis. Karena sang gadis tidak setuju dan sang penculik memaksa maka
biasanya penculikan ini gagal.
Ngeberayang
Ngeberayang adalah denda adat yang harus dibayar oleh sang penculik atau
keluarganya dikarenakan proses penculikan terjadi kegagalan dan terjadi
keributan karena beberapa hal seperti penculikan digagalkan oleh rival
sang penculik, dan sebagainya.
Ngabesaken
Ngabesaken adalah denda adat yang dikenakan kepada penculik karena
penculikan dilakukan pada siang hari yang pada akhirnya terjadi
keributan
tradisi Presean
Awal mula presean terjadi saat para prajurit meluapkan kegembiraannya setelah bertempur di medan perang. Presean juga dilakukan Suku Sasak (suku asli Lombok) untuk meminta hujan pada bulan tujuh kalender Sasak. Namun, seiring berjalannya waktu, presean menjadi pertunjukan yang hadir untuk mengisi perayaan kesenian dan kebudayaan di wilayah Lombok.
Pertunjukan seni ini sarat dengan unsur kekerasan. Dua lelaki (yang disebut pepadu) beradu keterampilan bertarung di arena yang telah disediakan. Dengan tongkat rotan (pejalin) sebagai senjata dan ende yang terbuat dari kulit kerbau sebagai tameng, mereka saling pukul untuk mengalahkan lawannya.
Dengan dipimpin pakembar sedi (wasit di bagian pinggir lapangan) dan pakembar tengaq (wasit di bagian tengah), presean dilakukan dengan cara yang adil dan jujur.
Pertarungan yang dilakukan dalam 5 ronde dengan durasi 3 menit tiap ronde ini menawarkan aksi yang mendebarkan. Besatan rotan dan cara berkelahi yang tersaji mampu membuat jantung semua orang yang menyaksikan berdegup kencang. Pukulan yang dihasilkan bisa membuat pepadu mengalami luka di bagian badan, bahkan bisa membuat luka bocor di kepala. Jika sudah begitu, presean akan dihentikan dan diganti dengan pepadu lainnya.
Pakembar sedi memiliki tugas memilih penonton yang akan melakukan pertarungan presean. Penonton yang dipilih dari pinggir lapangan bisa menolak ajakan ataupun bersedia untuk melakukan presean. Jika sudah ada dua pepadu yang dipilih, wasit akan memukul ende dengan rotan – tanda pertarungan siap dimulai.
Sebelum bertanding, pepadu mengenakan kain khas Lombok yang diikatkan di kepala dan di pinggang. Dengan arahan pakembar sedi, pepadu akan diberikan instruksi dan doa untuk melancarkan jalannya presean. Bebunyian musik yang terdiri dari dua buah gendang, satu buah petuk, rencek, gong, dan suling mengiringi pepadu saat melakukan presean. Pukulan, tangkisan, dan sebatan menjadi tontonan yang sangat menghibur sekaligus mengerikan.
Namun, di balik unsur kekerasan yang ditampilkan, presean memiliki pesan damai. Setiap pepadu dituntut memiliki jiwa yang berani, rendah hati, dan tidak dendam. Selesai bertarung, pepadu akan saling berpelukan.
Tradisi di Lombok yang hingga kini masih dilakukan tidak hanya presean, tapi ada banyak lagi. Seperti perayaan Bau Nyale di Pantai Segar, Nyalamak Dilau di pelabuhan Tanjung Luar dan Serah Ancak yang dilakukan warga sekitar Masjid Kuno Bayan Belek.
Pereseannya Kereeenn
BalasHapusDari segi kepatutan maka tidak patut disebut Tradisi Kawin Culik,yang ada itu adalah Merariq dan Memulang (Sasak Dayan Gunung),kata culik atau menculik mengandung unsur paksaan..mohon diluruskan
BalasHapustradisi disana sudah seperti itu dan berlangsung secara turun temurun
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/indahnya-sebagai-sales-marketing.html
sangat perlu di lestarika dan di teliti, untuk diambil manfaatnya. Bantuan pemangku kepentingaan jg perlu dalam pentaan kampung tersebut dan penghuni kampung saat ini.
BalasHapusadat budaya sasak salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia perlu di lestarikan. maka perlu campurtangan pemangku kepentingan untuk memikirkan secara berkelanjutan. utamanya keberadaannya saat ini. karena susu Sasak sudah banyak di kenal oleh bangsa manca, dengan adanya kunjungan Wisman.
BalasHapus1xBet korean, Sportsbook & Casino
BalasHapusIn this game, all other players are dealt a wide choice of options, and the affiliation 1xbet game is divided into three distinct sections, including how to play and the
Harrah's Casino Tunica | Dr. Maryland
BalasHapusOur casino floor 상주 출장안마 is packed with slot machines, video poker, 양주 출장샵 blackjack, live 논산 출장마사지 dealer 안양 출장안마 blackjack and more! Enjoy dining at our lively dining room, 아이 벳